Seringkali
kita bicara bahwa pendekatannya kurang tepat untuk masalah ini sehingga
hasilnya pun kurang mencapai sasaran dan memuaskan, dan sebagainya.
Pendekatan, lebih menekankan pada usaha dan penerapan langkah-langkah
atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan beberapa metode
yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang
sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Kurikulum
merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap
kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan
hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk
perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum.
Caswell
mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk membantu guru
dalam melakukan tugas mengerjakan bahan, menarik minat murid dan
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jadi pendekatan
pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan
metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang
sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
B. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan
kurikulum seyoglanya dilaksanakan secara sistemik berdasarkan prinsip
terpadu yaitu memberikan petunjuk bahwa keseluruhan komponen harus harus
tepat sekali dan menyambung secara integratif, tidak terlepas-lepas,
tetapi menyeluruh. Penyusunan satu komponen harus dinilai konsistensinya
dan berkaitan dengan komponen-komponen lainnya sehingga kurikulum
benar-benar terpadu secara bulat dan utuh. Ada berbagai macam pendekatan
yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum, diantaranya adalah:
1. Pendekatan Berorientasi pada Bahan Pelajaran
Pendekatan
ini, di Indonesia dalam kurikulum sebelum kurikulum 1975. Bagaimana
dengan kelebihan dan kekurangan pendekatan yang berorientasi bahan
adalah bahwa bahan pengajaran lebih flesibel dan bebas dalam
menyusunnya, sebab tidak ada ketentuan yang pasti dalam menentukan bahan
pengajaran yang sesuai dengan tujuan. Kelemahannya adalah karena tujuan
pengajaran kurang jelas, maka sukar ditentukan pedoman dalam menentukan
metode yang sesuai untuk pengajaran. Demikian pula untuk kebutuhan
penilaian. Jadi pertanyaan pertama yang muncul dalam kaitannya dengan
pendekatan yang berorientasi pada bahan adalah bahan apa yang akan
diberikan / diajarkan kepada peserta didik?
2. Pendekatan Berorientasi pada Tujuan
Pendekatan
yang berorientasi pada tujuan ini, menempatkan rumusan atau penetapan
tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah
pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Bagaimana
kelebihan dan kekurangan pendekatan yang berorientasi pada tujuan?
Kelebihan dari pendekatan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada
tujuan adalah:
- Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusunan kurikulum
- Tujuan yang jelas pula didalam menetapkan materi pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
- Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam mengadakan penilaian terhadap hasil yang di capai.
- Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusun kurikulum dalam mengadakan perbaikan-perbaikan yang di perlukan.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan pengembangan
kurikulum yang berorientasi pada tujuan yaitu kesulitan dalam merumuskan
tujuan itu sendiri (bagi guru). Pertanyaan yang pertama kali muncul
pada pendekatan yang berorientasi pada tujuan adalah ”tujuan apa yang
ingin dicapai, atau pengetahuan, keterampilan, dan sikap apakah yang
diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikam kurikulum?”
3. Pendekatan dengan Organisasi Bahan
- Pendekatan Pola Subjec Matter Curriculum.
Pendekatan ini penekanannya pada mata-mata pelajaran secara
terpisah-pisah misalnya: Sejarah, Ilmu Bumi, Biologi, Matematika. Mata
pelajaran ini tidak berhubungan satu sama lain.
- Pendekatan dengan Pola Correlated Curriculum
Pendekatan dengan pola ini adalah pendekatan dengan pola
mengelompokkan beberapa mata pelajaran (bahan) yang seiring, yang bisa
secara dekat berhubungan. Pendekatan ini dapat ditinjau dari berbagai
aspek, yaitu:
1. Pendekatan Struktural
Sebagai
contoh adalah IPS. Bidang ini terdiri atas Ilmu Bumi, Sejarah, dan
Ekonomi. Maka didalam suatu pokok (topik) dari Ilmu Bumi, kemudian
dipelajari pula ilmu-ilmu lain yang masih berada dalam lingkup suatu
bidang studi.
2. Pendekatan Fungsional
Pendekatan
ini berdasar pada masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah ini dikupas melalui berbagai ilmu yang berada dalam lingkup
suatu bidang studi yang dipandang ada hubungannya.
3. Pendekatan Tempat / Daerah
Atas
dasar pembicaraan suatu tempat tertentu sebagai pokok pembicaraannya.
Misalnya tentang daerah Yogyakarta, maka dapat dibuat bahan pembicaraan
mengenai; segi wisatanya, antropologi, budaya, politik, ekonomi dan
sebagainya.
c. Pendekatan Pola Integrated Curriculum
Pendekatan
ini didasarkan pada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu.
Keseluruhan ini tidak sekedar merupakan kumpulan dari bagian-bagiannya,
tetapi mempunyai arti tertentu. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
Negara kita, yang mengarah pada pembentukan pribadi manusia seutuhnya,
maka di dalam pemberian bahan pendekatan ini menekankan pada keutuhan
kebutuhan, yang dalam hal ini tidak hanya melalui mata pelajaran yang
terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan
batasan tertentu dari masing-masing bahan pelajaran. Menurut Blaney,
pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang sangat kompleks
karena mencakup pembicaraan penyusunan kurikulum yang dilaksanakan
disekolah disertai dengan penilaian yang intensif, dan
penyempurnaan-penyempurnaan terhadap komponen kurikulum. Usaha
melaksanakan tiga hal tersebut berarti harus melaksanakan keseluruhan
proses pengintegrasian komponen kurikulum, diantaranya adalah komponen
tujuan. Dalam kaitannya dengan komponen tujuan ini, perlu di mengerti
pula tentang kedudukan otoritas yang mengambil keputusan kurikulum