Dr. Ir. Soekarno |
Dr.
Ir. Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi
Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai Nyoman Rai merupakan
keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu sedangkan Raden Soekemi
sendiri beragama Islam. Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama
Sukarmini sebelum Dr. Ir. Soekarno lahir. Ketika kecil Dr. Ir. Soekarno tinggal
bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Ia
bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto,
mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya
memasukan Dr. Ir. Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia
bekerja. Kemudian pada Juni 1911 Dr. Ir. Soekarno dipindahkan ke Europeesche
Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School
(HBS). Pada tahun 1915, Dr. Ir. Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di
ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia dapat diterima
di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto.
Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Dr. Ir. Soekarno di pondokan
kediamannya. Di Surabaya, Dr. Ir. Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin
Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin,
Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Dr. Ir. Soekarno kemudian
aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang dibentuk sebagai
organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi
Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Dr. Ir. Soekarno juga aktif
menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.
Tamat
HBS Soerabaja bulan Juli 1921, bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan di HBS, Dr.
Ir. Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB)
di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921, setelah dua
bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali dan
tamat pada tahun 1926. Dr. Ir. Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur pada
tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926
dia diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya.
Saat
di Bandung, Dr. Ir. Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan
anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Di sana ia berinteraksi
dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker, yang
saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Sebagai
arsitek Bung Karno adalah presiden pertama Indonesia yang juga dikenal sebagai
arsitek alumni dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Dr. Ir.
Soekarno pada tahun 1926 mendirikan biro insinyur bersama Ir. Anwari, banyak
mengerjakan rancang bangun bangunan. Selanjutnya bersama Ir. Rooseno juga
merancang dan membangun rumah-rumah dan jenis bangunan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar